Kamis, 21 April 2011

KEBODOHAN BOMER YANG NGAKUNYA ISLAM INDONESIA

BOM

BOm mulu bom mulu

Sampe kapan orang islam indonesia mau dibodohin

Gampang banget kayanya di bego2 in ama yang namanya terrorist

Ayolah pinteran dikit donk

1. Gak ada dalam alquran membunuh di dalam mesjid saat shalat jumat itu pahala

2. Bunuh diri itu dosa man… loe bego apa BEGO

Menurut hemat gw sebagai orang yang ngerasa agak pinteran dikit dari yang nge bom bunui diri di mesjid kemaren itu,…kenapa muslim Indonesia sering dan gampang banget dibodoh2 in orang yang ngakunya kyai ato ustadz:

I. Karena Islam Indonesia kebanyakan Memegang prinsip Fanatik ama Kyai, uztad ato pemimpin agamanya.

Loe tahu gak kalo yang namanya islam itu peganganya Cuma 2:

a. Al Quran

b. Sunah Nabi

gak ada yang namanya di islam pegangannya kyai/ustadz ,ato bahkan CInta Buta ama uztadznya ampe men Tuhan kan Kyai nya itu.. loe inget gak di alquran selalu di bilang:

Agama tanpa Ilmu itu kaya orang buta,… Islam itu tidak pernah mengajarkan yang namanya doktrinisasi.. islam itu mengajarkan ajaran sebab akibat,.. kita berhak mempertanyakan smuanya di dunia ini.. Loe punya otak tapi gak dipake…

Alquran gak bias diterapkan setengah2,.. pelajarin dulu alquran,.. ini loe baru baca sepenggal2 dan bilang kalo loe Jihad…. Sumpah… otak loe kemana ya???

Coba deh loe pelajarin sunah nabi… Gak ada pernah kita diajarin membunuh,.. kita selalu diajarin untuk hidup dengan indah,damai,..

Loe tahu gak shalat itu mencerminkan tingkah lakunya di dunia,.. gw yakin (insyaAllah bener) kalo shalat loe gak bener,.. kalo loe gak pernah mempelajarin alquran secara keseluruhan..

Bahkan 4 mashab besar di dunia yang hamper smua orang Indonesia muslim ikutin (sunni),

Yaitu:

a. Hanafi;

b. Maliki;

c. Syafi'i;

d. Hambali

Semuanya selalu berkata : “Jangan kau ikuti ajaranku kalo engkau menganggap apa yang aku ajarkan tidak sesuai alquran dan sunnah nabi, karena sesunggunya aku hanya lah manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan”..

Siapa loe? Ngaku2 kyai, ustadz,.. tapi ngerasa dengan arogannya kalo loe itu bener melebihi alquran dan sunnah,.. loe yakin sudah bener2 baca dan memahami alquran dan sunnah secara kesuruhan?

II. Adat kebiasaaan Muslim Indonesia yang terbiasa meng Kafirkan sesama muslim

Loe tahu gak kalo mengkafirkan sesame muslim ada dosa besar? Cuma Tuhan yang pantas menghakimi manusia,.. loe kira loe muslim sejati sampe loe dengan pede nya meng kafirkan sodara loe sendiri?? Loe kira smua amal ibadah loe itu diterima Allah? Seberapa yakin loe? Loe jangan kepedean cui… sampe loe yakin loe masuk surge.. jangankan jihad loe yang diterima Allah,..Shalat loe aja belum tentu diterima Allah cui… loe harus berfikir 2 kali sebelum loe mau jihad dengan cara kekerasan..

Nih bacaan yang gw dapet dari Thread sebelah tentang DOSA mengKAFIRKAN Sodara sendiri:

Kehormatan seorang Muslim sangat mulia di sisi Allah Azza wa Jalla. Oleh
karena itu, tidak boleh merusak kehormatan seorang Muslim dengan cara-cara
yang tidak dibenarkan syari'at, seperti menuduh dan menghukumi kafir
terhadap seseorang yang zhahirnya Muslim tanpa kaedah-kaedah yang benar.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : “Tidak seorangpun berhak
mengkafirkan seseorang dari kaum Muslimin, meskipun dia telah melakukan
kekeliruan atau kesalahan, sampai ditegakkan hujjah (argumuen) kepadanya dan
jalan yang benar jelas baginya. Karena orang yang telah tetap keislamannya
secara yakin, maka keislamannya itu tidak akan hilang darinya dengan
keraguan. Bahkan keislamannya itu tetap ada sampai ditegakkan hujjah dan
dihilangkan syubhat (kesamaran)”[1]

BAHAYA PENGKAFIRAN DENGAN TANPA KAIDAH YANG BENAR.
Syaikh Muhammad al-‘Utsaimîn rahimahullah menjelaskan bahaya mengkafirkan
seorang Muslim dengan tanpa kaidah yang benar dengan mengatakan, “Tidak
boleh bersikap meremehkan (sembrono) dalam menghukumi kafir atau fasiq
terhadap seorang Muslim, karena di dalam perkara itu terdapat dua bahaya
yang besar.

Pertama : Membuat kedustaan terhadap Allah Azza wa Jalla di dalam hukum, dan
terhadap orang yang dihukumi (kafir) pada sifat yang dia lontarkan
kepadanya.”

Aku katakan: Larangan tentang hal ini banyak sekali, antara lain firman
Allah Azza wa Jalla.

"Maka siapakah yang lebih zhalim daripada orang-orang yang membuat-buat
kedustaan terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan?
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim".
[al-An'âm/ 6:144]

Dan ayat-ayat lain yang melarang berbicara atas nama Allah tanpa ilmu.

Kemudian Syaikh al-'Utsaimin rahimahullah mengatakan.

Kedua : Terjatuh ke dalam perkara yang dia tuduhkan kepada saudaranya
tersebut, jika saudaranya selamat dari apa yang dia tuduhkan.

Dalam Shahîh Muslim `Abdullâh bin Umar Radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا كَفَّرَ الرَّجُلُ أَخَاهُ فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا

"Jika seseorang mengkafirkan saudaranya (se-iman), maka sesungguhnya
mengenai salah satu dari keduanya". [HR Muslim]

Dan di dalam satu riwayat:

إِنْ كَانَ كَمَا قَالَ وَإِلاَّ رَجَعَتْ عَلَيْهِ

"Jika memang dia seperti yang dikatakan. Jika tidak, perkataan itu kembali
kepada orang yang berkata". [HR Muslim]

Juga sabda Nabi Shallalllahu 'alaihi wa sallam dari Abu Dzar Radhiyallahu
'anhu beliau bersabda:

وَمَنْ دَعَا رَجُلاً بِالْكُفْرِ أَوْ قَالَ عَدُوَّ اللَّهِ وَلَيْسَ
كَذَلِكَ إِلاَّ حَارَ عَلَيْهِ

"Barangsiapa memanggil orang lain dengan kekafiran atau dia berkata “Hai
musuh Allah”, padahal tidak benar, maka hal itu kembali padanya" [2]

SEJARAH PENGKAFIRAN DI ZAMAN INI
Syaikh Ali bin Hasan al-Halabi hafizhahullâh berkata, "Kita meyakini bahwa
permasalahan 'pengkafiran' -pada fase-fasenya yang akhir- di zaman kita ini,
awal muncul keburukannya mulai di dalam penjara-penjara Mesir pada tahun
enam puluhan Masehi –sekitar empat puluh tahun yang lalu- dari sebagian para
pemikir harakah-harakah (para sastrawan) yang mengkafirkan masyarakat secara
umum dan menghukumi mereka dengan murtad.

Sehingga diriwayatkan dari sebagian mereka itu yang mengatakan, 'Aku tidak
mengetahui seorang Muslim-pun di atas bumi ini selain diriku, dan seorang
yang lain di India selatan!!!'

Kemudian pada pertengahan tahun tujuh puluhan Masehi, sikap ekstrim
pelakunya semakin bertambah menyimpang dan semakin tajam. Selanjutnya kami
telah melihat orang yang mengkafirkan semua manusia seluruhnya. Dia tidak
mengecualikan selain orang yang berbai'at kepada syaikh (gurunya) dan imam
jama'ahnya (organisasinya)!!

Mereka itu sendiri (berpecah belah) menjadi banyak jama'ah dan bai'at!!

Pada tahun delapan puluhan Masehi, fitnah (baca: musibah) mereka itu semua
mengendor sedikit. Selanjutnya kami melihat orang yang membatasi pengkafiran
hanya kepada pemerintah-pemerintah dan sistem-sistem, mulai dari Pemimpin
negara, lalu wakilnya, menteri-menterinya...sampai pasukannya dan
tentaranya!!

Kelompok yang akhir ini juga (di dalamnya) terdapat beberapa tingkatan:
• Sebagian mereka mengkafirkan pemimpin negara dan wakilnya saja!
• Sebagian mereka ada yang menggabungkan –selain di atas- menteri-menterinya
juga!
• Sebagian mereka ada yang menambahkan anggota Parlemen!
• Dan seterusnya.

Mereka saling berselisih dan pendapat mereka saling kontradisi; bahkan kami
telah melihat sebagian mereka memvonis sesat kepada sebagian yang lainnya
dan menuduh mereka dengan tuduhan-tuduhanyang sangat keji.

Bahkan, banyak di antara mereka yang mengkafirkan dan menghukumi murtad
kelompok dan jama`ah yang menyelisihi mereka.

Seandainya kita memperhatikan secara mendalam, niscaya kita akan melihat
bahwa akar masalah perselisihan mereka adalah 'berhukum dengan selain hukum
yang Allah turunkan'

Maka, bagaimana jika keadaan itu sampai kepada kenyataan berupa keburukan
dan kezhaliman. Dari mulai takfîr (pengkafiran) menjadi revolusi, kemudian
pemberontakan dan pengeboman, sehingga menjerumuskan umat ini ke dalam ujian
yang sangat berat dan cobaan yang sangat buruk.

Para Ulama kita (Haiah Kibaril 'Ulama) yang dipimpin oleh yang mulia Ustadz
kita al-'Allâmah al-Imam Syaikh `Abdul 'Azîz bin Bâz rahimahullah -semoga
Allah Azza wa Jalla menjaga mereka yang masih hidup untuk kebaikan umat ini
dan merahmati mereka yang sudah wafat- telah menyadari bahaya yang sedang
menyelimuti dan terjadi ini, bahaya yang menjalar dan menyusup, mulai dari
pengkafiran sampai pengeboman. Para Ulama, mereka menulis penjelasan yang
agung untk memperingatkan umat dari bencana ini dan menjauhkan orang dari
pelakunya, yaitu orang-orang yang tidak lurus.

Penjelasan tersebut disiarkan di Majalah Al-Buhûts al-Islâmiyah, no. 56,
bulan Shafar, th. 1420 H, namun tertahan, tidak menyebar (di tengah
masyarakat)."[3]

III. KEBODOHAN

Kebodohan sebagian bangsa Indonesia umumnya lah yang membuat kita gampang banget dibodohin,… Islam situ mengajarkan kita untuk tidak cinta buta cui… Islam selalu mewajibkan kita untuk belajar, mencari ilmu. Supaya apa? Supaya kita punya kemampuan untuk menalarkan Alquran secara utuh,.. supaya loe bias tahu sifat2 Tuhan, sifat2 nabi,.Supaya loe bias deket ama Tuhan,… loe kira dengan baca Al quran aja terus loe langsung mengusai smuanya? Kalo menurut loe iya.. berarti loe adalah manusia BEGO yang gw pernah tahu… Alquran itu kitab yang penuh ilmu yang di bingkis dalam bahasa sastra. Bahkan orang yang belajar alquran bertahun2 aja belum tentu bisa mengerti alquran se utuhnya… UDah bego terus maen motong2 ayat sebagai alat buat membenarkan tindakan loe?

Sumpah loe bego bego bego…

Makanya kita disuruh belajar Cui… supaya kita punya nalar.. supaya kita punya logika… Supaya kita tidak berkelakuan bego di dunia… Islam ini funngsinya adalah memudahkan hidup,.. tapi kita tidak boleh memudahkan islam supaya bisa hidup…

---Bersambung + Revisi

4 komentar:

  1. sabar2 cuiii..tarikk nafaaasss...hehe..i absolutely agree with you

    BalasHapus
  2. dick, tu zherdy mana? si om?

    Yoi, kita sepemikiran gan. Terutama negeri ni kan Negara Kesatuan Republik Indonesia dmn didalamny terdapat berbagai jenis agama makanya dasar hukum RI berasaskan UU bukan hukum syariah. Kalo pengen hidup di negara dengan dasar hukum syariah pindahlah ke dataran arab.. He9.

    BalasHapus
  3. beraaatttt.,....

    hhoiii kapan hengot??

    BalasHapus

#PesanBuatAwan #3

"Om, saya ingin menikahi anak om. Saya tau om tidak setuju, tapi saya berjanji akan membahagiakan anak om."  -berkata tanpa bertan...