Dalam hampir setiap interview, saya selalu ditanya apa yang bisa saya berikan untuk perusahaan. Hampir setiap forum internal, perusahaan akan menyampaikan visi dan misi perusahaan yang selalu mengarahkan pegawai untuk memberikan effort lebih untuk perusahaannya. Tentu saja saya setuju dengan hal ini, sebagai pekerja kita harus 100% dalam menyelesaikan semua tanggung jawab kita. Pertanyaan yang menggelitik adalah apa yang bisa diberikan perusahaan untuk kita sebagai pegawai? Mungkin pertanyaan yang terlalu kasar. Namun beberapa dari kita setelah bekerja sekian lama sering kali mempertanyakan hal ini.
Suatu hari ada satu kejadian unik yang saya lihat di kantor. Tiba-tiba CEO sebuah perusahaan memaki-maki seorang karyawan di dalam ruangan yang masih banyak orang. Dan buat saya aneh saja memarahi orang di tempat yang ramai seperti ini. Wajah sang karyawan begitu merah menahan amarah. Saya lihat karyawan tersebut masih tersenyum sambil menjelaskan persoalan yang sedang dihadapi. Dan sambil samar-samar saya masih mendengar omongan "Saya tidak mau tahu, pokoknya harus siang ini".
Sang karyawan merupakan seorang senior dan menjabat sebagai Techical Lead di perusahaan tersebut. Beliau memiliki 1 orang junior langsung di bawahnya. Tentu saja peristiwa ini masih aneh buat saya apa lagi harus dilihat di dalam dunia kerja profesional. Dan yang mana menurut saya bukan saja attitude pekerja yang penting, namun attitude seorang "BOS" itu jauh lebih penting dalam dunia kerja.
Dan tak lama dari kejadian itu benar saja, si Technical Lead dan Juniornya mengajukan resign. Dan menurut saya tidak aneh langkah itu diambil, karena dalam dunia IT tidak ada yang namanya majikan dan bawahan, yang ada adalah rekanan kerja. Setiap posisi itu penting. Sehebat apapun seorang CEO jika yang mengerjakan suatu produk jelek(skill) maka produk yang dihasilkan pasti jelek. Sehebat apapun perencanaannya tapi jika eksekusi hancur sama aja boong.
Dan menurut saya penting sekali memanusiakan pegawai. Menganggap karyawan adalah asset terpenting dalam suatu perusahaan adalah keniscayaan. Jualan bagus namun pegawai terbaik hilang bisa membuat perusahaan menjadi goyang. Setidaknya itu yang saya amati selama ini, walaupun perusahaan itu mungkin akan tetap bisa bangkit lagi dikemudian hari.
Ciri-ciri bagaimana perusahaan melihat karyawan bisa dilihat dengan kebijakan-kebijakannya. Bagi saya antara lain:
Ciri-ciri bagaimana perusahaan melihat karyawan bisa dilihat dengan kebijakan-kebijakannya. Bagi saya antara lain:
1. Apakah perusahaan sudah melindungi kesehatan pegawai?
Salah satu contohnya adalah mengenai rokok. Terkadang perusahaan sangat flexible dalam hal rokok. Tidak ada larangan untuk merokok. Namun apakah perusahaan sudah melindungi pegwai yang tidak merokok? Ada baiknya perusahaan juga memberi perlindungan terhadap pegawai yang tidak merokok dengan membuat aturan merokok hanya di Area Khusus. Tentu saja terlalu bebas merokok juga akan merusak citra perusahaan. Dan bagi saya perusahaan seperti ini(*terlalu bebas merokok dimana saja) tidak akan saya rekomendasikan bagi rekan dan teman-teman saya yang wanita. Bayangkan saja jika sang wanita lagi hamil dan harus menghisap asap rokok setiap hari.
Niat baik sebuah perusahaan juga bisa dilihat dengan tunjangan kesehatan lainnya seperti Asuransi atau BPJS. Terkadang beberapa perusahaan meremehkan hal ini dengan tidak mengikut sertakan pegawai dengan alasan adanya fasilitas klaim atau menganggap itu merupakan pemborosan.
Contoh lainnya antara lain adalah bagaimana perusahaan berupaya agar jam kerja pegawai efektif. Terlalu lama bekerja dalam jangka waktu yang lama tentu saja tidak baik buat kesehatan. Di perusahaan saya lama contohnya, banyak rekan kerja saya yang wanita mengalami keguguran karena kelelahan dan tingkat stress yang tinggi. Dan itu banyak sekali jumlahnya bukan hanya satu atau dua saja. Di perusahaan lainnya, seorang Project Manager wafat karena jantung, padahal umurnya masih 30an.
Dan yang tidak kala penting adalah bagaimana keseriusan perusahaan terhadap kebersihan, Ibu saya pernah bercerita begini:" untuk tahu bagaimana seoarang tuan rumah, lihat saja toiletnya". Yup kebersihan adalah sebagian dari iman. Dan tentu saja akan tidak nyaman bekerja di sebuah Kantor jika toiletnya kotor. Di salah satu perusahaan saya sebelumnya hal ini tidak terlalu diperhatikan. Bayangkan saja toiletnya kotor dan air sering kali tidak mengalir, sehingga terkadang kami harus buang air kecil tanpa disiram. Dalam kejadian lainnya dalam 1 periode ada 3 karyawan mengalami TBC. sayangnya perusahaan tidak mau jujur terhadap seluruh karyawan terhadap kejadian ini dan ada kecenderungan untuk menutup-nutupinya.
2. Bagaimana perusahaan melihat pegawainya Resign.
Banyak sekali saya menemukan perusahaan melihat bahwa pegawai resign itu adalah hal kecil. Tidak ada pegawai yang tidak tergantikan. Sehebat apa pun Anda, setelah resign, posisi Anda akan selalu bisa di gantikan oleh orang lain. Tidak salah memang dengan hal ini, tapi apakah perusahaan mau mencari akar permasalahan kenapa orang-orang ini mengundurkan diri? Apakah perusahaan mau memperbaiki sistem atau aturan perusahaan? Karena penting sekali perbaikan dari dalam perusahaan agar jumlah pengunduran diri bisa dijaga.
Banyak sekali saya menemukan perusahaan melihat bahwa pegawai resign itu adalah hal kecil. Tidak ada pegawai yang tidak tergantikan. Sehebat apa pun Anda, setelah resign, posisi Anda akan selalu bisa di gantikan oleh orang lain. Tidak salah memang dengan hal ini, tapi apakah perusahaan mau mencari akar permasalahan kenapa orang-orang ini mengundurkan diri? Apakah perusahaan mau memperbaiki sistem atau aturan perusahaan? Karena penting sekali perbaikan dari dalam perusahaan agar jumlah pengunduran diri bisa dijaga.
3. Izin Sakit dan Cuti Tahunan
Sering kali saya menemukan atasan selalu mencari alasan agar pegawainya tidak cuti. Atau atasan memberikan cuti dengan syarat bisa dihubungin kapan saja, mau kerja remote atau bahkan jumlah cuti dibatasi hanya 1-2 hari saja. Yang anehnya terkadang atasan-atasan tersebut sangat gampang cuti dan mereka bisa cuti 4-5 hari berturut-turut tanpa diganggu. Ya mungkin bagi mereka wajar, namun tanpa disadari hal ini bisa memicu kecemburuan sosial. Yang lebih parahnya adalah jika pegawai sedang sakit, apa yang atasan akan lakukan? sering kali atasan tidak mengikuti pekerjaannya dengan baik dan cenderung hanya menerima hasil. Akibatnya apabila pegawainya sakit, atasan ini memaksa dalam tanda kutib si pegawai untuk tetap bekerja dalam keadaan sakit. Kesiapan atasan untuk mem-backup sangat lah penting.
4. Aturan Pemerintah Dan Hukum Yang Berlaku
Perusahaan yang baik bisa dilihat bagaimana dia mematuhi aturan Negara Republik Indonesia ini. Sering kali saya melihat perusahaan sangat menganggap remeh peraturan yang ada. Padahal aturan-aturan ini dibuat untuk melindungi pegawai. Banyak aturan-aturan seperti BPJS, Jamsostek, Pajak dan lain sebagainya yang diakali oleh pemilik perusahaan.
Jauhi Narkoba!
Coba dibayangkan, selagi marak-maraknya penyuluhan sana sini mengenai Anti Narkoba, justru sebagian pegawai di salah satu perusahaan yang saya pernah geluti malah asyik menikmati ganja di beberapa acara kantor. Yang lebih gilanya adalah HRD yang harusnya menjaga nama baik perusahaan justru ikut menikmati saat acara kantor diadakan. Dan jujur ini salah satu alasan yang tidak bisa saya terima. Jika seorang HRD sudah melakukan pembiaran bahkan ikut menikmati narkoba, ini artinya saya harus pergi dari perusahaan ini. Hak Anda memang jika menganggap ganja bukan zat yang menyebabkan kecanduan. Silahkan saja, tapi bagi saya tindakan Anda sudah termasuk pidana di Indonesia. Jika Anda seorang HRD tentu Anda tahu bahwa wajib bagi kita untuk mematuhi Hukum di negara tempat Anda bekerja.
4. Aturan Pemerintah Dan Hukum Yang Berlaku
Perusahaan yang baik bisa dilihat bagaimana dia mematuhi aturan Negara Republik Indonesia ini. Sering kali saya melihat perusahaan sangat menganggap remeh peraturan yang ada. Padahal aturan-aturan ini dibuat untuk melindungi pegawai. Banyak aturan-aturan seperti BPJS, Jamsostek, Pajak dan lain sebagainya yang diakali oleh pemilik perusahaan.
Jauhi Narkoba!
Coba dibayangkan, selagi marak-maraknya penyuluhan sana sini mengenai Anti Narkoba, justru sebagian pegawai di salah satu perusahaan yang saya pernah geluti malah asyik menikmati ganja di beberapa acara kantor. Yang lebih gilanya adalah HRD yang harusnya menjaga nama baik perusahaan justru ikut menikmati saat acara kantor diadakan. Dan jujur ini salah satu alasan yang tidak bisa saya terima. Jika seorang HRD sudah melakukan pembiaran bahkan ikut menikmati narkoba, ini artinya saya harus pergi dari perusahaan ini. Hak Anda memang jika menganggap ganja bukan zat yang menyebabkan kecanduan. Silahkan saja, tapi bagi saya tindakan Anda sudah termasuk pidana di Indonesia. Jika Anda seorang HRD tentu Anda tahu bahwa wajib bagi kita untuk mematuhi Hukum di negara tempat Anda bekerja.
5. Work Life Balance
Alasan yang sudah basi!
Ya mungkin ini bagi banyak orang memang basi. Namun ini salah 1 alasan terbanyak kenapa pegawai penting Anda akhirnya resign. Kalau Anda seorang pegawai yang baru lulus kuliah, mungkin hal ini tidak penting. Anda sanggup bekerja 12 jam sehari dan lembur sabtu minggu. Tapi coba bayangkan jika Anda sudah bekerja cukup lama dan sudah dianggap senior. Apakah Anda masih mau bekerja seperti itu? Bisa jadi iya.
Coba perhatikan sekeliling Anda, berapa jumlah pegawai senior dan berapa jumlah pegawai junior. Berapa jumlah pegawai yang sudah menikah dan berapa pegawai yang masih lajang. Berapa jumlah pegawai yang masih single, dan berapa jumlah pegawai yang sudah memiliki pasangan. Coba perhatikan saat sudah malam berapa jumlah pegawai yang masih tersisah di kantor. Dan jika Anda sudah mendapatkan angka dari pertanyaan saya ini, maka Anda akan menemukan apakah perusahaan di tempat Anda bekerja sudah masuk ke dalam kategori perusahaan Baik atau Buruk.
Alasan yang sudah basi!
Ya mungkin ini bagi banyak orang memang basi. Namun ini salah 1 alasan terbanyak kenapa pegawai penting Anda akhirnya resign. Kalau Anda seorang pegawai yang baru lulus kuliah, mungkin hal ini tidak penting. Anda sanggup bekerja 12 jam sehari dan lembur sabtu minggu. Tapi coba bayangkan jika Anda sudah bekerja cukup lama dan sudah dianggap senior. Apakah Anda masih mau bekerja seperti itu? Bisa jadi iya.
Coba perhatikan sekeliling Anda, berapa jumlah pegawai senior dan berapa jumlah pegawai junior. Berapa jumlah pegawai yang sudah menikah dan berapa pegawai yang masih lajang. Berapa jumlah pegawai yang masih single, dan berapa jumlah pegawai yang sudah memiliki pasangan. Coba perhatikan saat sudah malam berapa jumlah pegawai yang masih tersisah di kantor. Dan jika Anda sudah mendapatkan angka dari pertanyaan saya ini, maka Anda akan menemukan apakah perusahaan di tempat Anda bekerja sudah masuk ke dalam kategori perusahaan Baik atau Buruk.
Jika 5 point di atas masih sulit Anda penuhi, maka kuncinya cuma satu, yaitu: GAJI. Banyak orang yang akan menyampingkan semua hal, asalkan perusahaan mau memberikan gaji yang besar. Dan tentu saja cerita di atas hanya pandangan saya saja. Apapun itu setiap orang punya alasan yang tidak akan sama dengan orang lain. Yang terpenting adalah kita menikmati semua pilihan yang kita ambil.
Keep Happy and Smile!
Keep Happy and Smile!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar